Oktober 27, 2008

Pasar Inpres Lubuklinggau Terbakar

Pasar Inpres Lubuklinggau ludes terbakar pada Kamis (23/10) sekitar pukul 01.00 WIB. Tak ada korban jiwa dalam musibah tersebut, tapi kerugian ditaksir mencapai miliaran rupiah. Ratusan kios dan los auning milik sejumlah pedagang barang pecah belah dan pakaian di Blok A dan B pasar tersebut habis dilalap si jago merah. Api baru berhasil dijinakkan sekitar pukul 04.30 WIB setelah lima unit mobil pemadam kebakaran (PBK) Pemerintah Kota (Pemkot) Lubuklinggau tiba di lokasi kejadian.

Warga setempat, pedagang, petugas Satpol PP, Polres, dan PBK, bergotong-royong berusaha memadamkan api yang berkobar-kobar. Api benar-benar diketahui padam tepat pukul 05.00 WIB. Namun, para petugas pemkot dan Polres dinilai tak tanggap dalam sisi pengamanan barang-barang milik pedagang yang bisa diselamatkan. Pasalnya, banyak tangan-tangan jahil yang menjarah harta para pedagang pakaian dan pecah belah tanpa memikirkan penderitaan korban. Salah satu koordinator pedagang pecah belah, Ismail, mengaku baru mengetahui los miliknya dilalap si jago merah sekitar pukul 01.30 WIB melalui salah satu teman yang rumahnya tak jauh dari Pasar Inpres.

”Saya kaget sekali ketika ditelepon kawan aku Ali bahwa Pasar Inpres terbakar dan los saya termasuk salah satu yang ikut terbakar,” ujarnya kepada SINDO di sela-sela mendata namanama rekan seprofesinya yang turut menjadi korban. Dia menuturkan, menurut keterangan teman-teman sesama pedagang, asal api diduga dari salah satu kios pakaian lantai bawah di Blok A Pasar Inpres. Lantaran pada malam itu sepi dan hujan deras, api cepat membesar. Api menjilati seluruh kios dan los mulai dari Blok A kemudian menjalar ke Blok B yang notabene banyak dihuni pedagang pecah belah, seperti cangkir, piring, pot bunga, dan barang-barang kelontong.

Warga Kelurahan Jaya Kanan ini hanya bisa pasrah ketika seluruh dagangannya hancur tak bersisa.Padahal, dirinya baru membeli stok barang-barang dagangannya dua pekan lalu. ”Ya mau gimana lagi, namanya musibah. Tapi, saya masih sedikit belum terima karena modal saya untuk beli barang belum kembali,” ujarnya seraya menyebutkan, kebakaran ini membuatnya menderita kerugian mencapai Rp50 juta lebih.

Ada 22 los berukuran 3×4 hingga 3×5 meter milik para pedagang barang pecah belah di Blok B Pasar Inpres yang menjadi korban kebakaran. ”Saya sekarang sedang mendata jumlahnya dan akan saya sampaikan segera ke posko kebakaran biar nanti mendapat perhatian dan ganti rugi dari pemkot,” ucapnya.

Disinggung beredarnya isu di kalangan pedagang Pasar Inpres bahwa pasar mereka sengaja dibakar oknum tak bertanggung jawab lantaran masih banyaknya pedagang di blok tersebut yang menolak pindah ke Pasar Bukit Sulap (PBS), Ismal enggan menjawabnya. Pedagang yang sudah 15 tahun berdagang di Pasar Inpres ini hanya mengatakan, kemungkinan-kemungkinan bisa saja terjadi, tapi dia tak mau berburuk sangka. ”Kita serahkan saja permasalahan ini ke pihak kepolisian untuk menyelidiki penyebab kios dan lapak kami terbakar,” katanya dengan tegas.

Dia berharap,pihak pemkot segera memberi bantuan dan yang terpenting melakukan perbaikan lokasi lapak serta kios milik mereka yang sudah menjadi abu. ”Kami tak akan pindah ke PBS karena yang terbakar hanya sebagian tidak seluruh Pasar Inpres.Kami akan tetap berjualan di sana walaupun pemkot belum membenahi lapak dan kios kami,” ujarnya. Pedagang lain yang kiosnya turut terbakar, yakni Uda, pedagang pakaian, mengaku mengalami kerugian mencapai Rp100 juta. ”Saya sedang enak-enak tidur terus dibangunkan istri saya dan dia bilang bahwa kios saya terbakar,” ungkapnya. Alhasil, barang dagangan pakaian jadi miliknya tak satu potong pun berhasil diselamatkan. Ditemui terpisah, Wakil Wali Kota Lubuklinggau SN Prana Putra Sohe secara pribadi maupun mewakili pemerintah turut prihatin atas musibah kebakaran yang terjadi di Pasar Inpres.

Dia telah memerintahkan jajarannya, terutama kepala Dinas (kadis) Pasar dan UKM, kepala Satpol PP,serta dinas dan bagian lainnya, segera turun ke lapangan dan mendata secepatnya jumlah korban kebakaran.”Saya masih menunggu dari kadis Pasar dan UKM berapa jumlah kios dan los auning yang terbakar,” tandasnya.

Dia berjanji secepatnya akan berdialog dengan para korban kebakaran guna menampung aspirasi mereka. ”Kita lihat nanti bagaimana kemauan mereka (korban kebakaran), apakah ingin pindah atau tetap berjualan di sana.Tapi, pada dasarnya kami akan memerhatikan nasib mereka,” ucap Prana. Pihak pemkot berjanji akan memberi bantuan sesuai kemampuan keuangan.

”Jujur saja kalau kami mau mengganti semua kerugian mereka, jelas tak bisa karena anggarannya tidak cukup. Tapi, pasti kami bantu semampunya,” kata Prana. Dia membantah isu bahwa kebakaran Pasar Inpres itu disengaja agar seluruh pedagang pindah ke pasar yang baru,yakni PBS.

”Saya minta tolong kepada semua pedagang, termasuk korban kebakaran, jangan terpancing isu provokatif yang bakal menimbulkan masalah baru. Masalah kebakaran ini kita serahkan sepenuhnya kepada aparat kepolisian untuk dilakukan penyelidikan intensif guna mengetahui penyebab kebakaran,” katanya dengan tegas.

Prana menambahkan, saat ini fasilitas peralatan serta kemampuan aparat kepolisian dalam mengungkap segala kasus sudah sangat baik. ”Mereka (polisi) memiliki berbagai peralatan canggih dan teknik sehingga saya yakin pasti akan diketahui penyebab kebakaran itu. Jadi, jangan melontarkan isu tak benar sebelum kita mengetahui hasil penyelidikan pihak kepolisian,” tuturnya.

Polres Segera Panggil Penjaga Malam

KAPOLRES Lubuklinggau AKBP Yohannes Soeharmanto mengaku belum dapat menyimpulkan penyebab terjadinya kebakaran di Blok A dan Blok B Pasar Inpres. Kebakaran bisa saja disebabkan arus pendek ataupun unsur kelalaian (human error).

Namun, dia berjanji bakal segera memanggil para penjaga malam dan warga sekitar yang diduga mengetahui awal mula kebakaran di Pasar Inpres tersebut. ”Tugas awal kami pascakebakaran di Pasar Inpres sedang melakukan pengamanan area kebakaran dengan memberikan police line. Secepatnya kami memanggil para saksi yang diperkirakan berada di sekitar lokasi kejadian,”ungkap Yohannes kepada SINDO kemarin.

Kapolres mengatakan, sejauh ini pihaknya belum meminta bantuan kepada Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Sumsel untuk menyelidiki penyebab kebakaran. ”Saya kira jajaran kami di Lubuklinggau masih dapat melakukan penyelidikan di lapangan. Nanti kita lihat saja bagaimana perkembangannya,” ujar orang nomor satu di Polres Lubuklinggau itu.

Disinggung mengenai adanya unsur sabotase dalam kasus kebakaran Pasar Inpres, mantan pejabat teras di jajaran Direktorat Lalu Lintas Polda Sumsel ini meminta seluruh lapisan masyarakat jangan berpikir negatif. ”Kita tunggu saja bagaimana hasil penyelidikannya di lapangan nanti,” kata Yohannes dengan tegas.

Dihubungi terpisah, anggota DPRD Kota Lubuklinggau Hasby Asadiki meminta Pemkot Lubuklinggau segera melalukan dialog dengan para pedagang korban kebakaran guna mencari solusi bersama. Sementara,kepada pihak kepolisian, politikus Partai Golkar ini berharap agar tetap profesional dalam menjalankan tugasnya sesuai mekanisme yang berlaku.

”Apa pun hasil penyelidikan yang dilakukan pihak kepolisian harus transparan. Jika memang ada unsur sabotase,beri tahukan kepada publik. Jika memang penyebabnya arus pendek, beri tahukan juga kepada masyarakat agar mereka mengetahuinya,”tutur dia. (ade satia pratama/SINDO)

Oktober 21, 2008

Polres Lubuklinggau Gerebek Ladang Ganja

Jajaran Polres Lubuklinggau berhasil menggerebek ladang ganja di Bukit Sungai Pisang, Kecamatan Lubuklinggau Barat. Saat penggerebekan petugas menemukan sedikitnya 90 batang ganja ukuran 1,5 meter. Dua orang tersangka yang diduga kuat pelaku penanam ganja tersebut, Syamsul (31) dan Darmansyah (28) diamankan di Polres setempat berikut sepucuk senjata api rakitan dan sebuah alat timbang yang ditemukan dari lokasi.

“Info mengenai adanya ladang ganja ini sudah sekitar sepekan kita ketahui dari informasi masyarakat. Setelah dilakukan penyelidikan, kita segera melakukan penggerebekan tadi pagi dan menemukan tanaman ganja yang ditanam disela-sela batang karet, dipinggir-pinggir sungai kecil. Kita menduga pohon tersebut masih banyak” ujar Kapolres Lubuklinggau AKBP Yohannes Soeharmanto, melalui Wakapolres Kompol Sonny MBA. (Ahmad Farozi/SRIPO)


Agustus 08, 2008

Sopir Angkot Tak Mau Lewat PBS

Para sopir angkutan kota (angkot) menolak melewati Pasar Bukit Sulap (PBS) karena sepi penumpang. Sementara Dishub Linggau pun enggan memaksa sopir untuk mematuhi rute baru tersebut. Para sopir angkot jurusan Megang, Kayu Ara, dan Simpang Periuk tidak mau mengikuti ketentuan perubahan jalur yang telah disosialisasikan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Lubuklinggau beberapa waktu lalu, yakni melewati PBS, agar pasar tersebut ramai pembeli karena kemudahan akses transportasi umum .

Kepala Dishub Kota Lubuklinggau Hermansyah mengungkapkan, pihaknya tidak memiliki hak untuk melarang sopir angkot melewati rute baru menuju PBS. Jika pihaknya tetap memaksakan kehendak, hanya akan menguntungkan satu pihak, sedangkan pihak lain dirugikan.

”Kalau begitu kita hanya memikirkan pedagang, sedangkan bagaimana dengan pembeli yang tidak mau dipaksa belanja di PBS. Jika tetap dipaksakan, bisa-bisa penumpang kapok dan jera untuk naik angkot. Akhirnya, sopir angkot yang dirugikan,” ujarnya kepada SINDO.

Pertimbangan lainnya, rute baru yang harus dilalui sopir angkot jurusan Megang, Kayu Ara, dan Simpang Periuk menjadi lebih jauh sehingga pengeluaran bahan bakar minyak (BBM) menjadi tambah besar.

”Bagaimana dengan pembeli dari lokasi yang jauh, seperti Transsubur Mura, yang berniat belanja ke Kota Lubuklinggau. Mereka batal pergi karena tidak ada angkot lagi yang mau mengangkut mereka ke sana. Sedangkan, kendaraan lain tidak ada karena keterbatasan kendaraan yang masuk ke daerah tersebut,” katanya.

Sebenarnya pelbagai langkah telah dilakukan Dishub agar sopir angkot mau mengikuti rute baru yang ditetapkan. Namun, sebelum aturan itu digulirkan, malah menimbulkan demo sopir angkot itu sendiri.

”Kita sudah melakukan pendekatan persuasif kepada agen-agen mobil angkot supaya melewati arah tersebut. Tapi sekali lagi, kita tidak dapat memaksakannya secara sepihak. Terlebih, mereka sudah melengkapi KIR dan trayek,”ungkapnya.

Di samping itu, permasalahan lain yang ditemui di lapangan, banyak mobil angkot berpelat hitam gentayangan di beberapa ruas jalan dan antrean penumpang.

”Untuk menindaknya, itu wewenang polisi. Ke depan setelah Terminal Petanang berfungsi, baru kita dapat melakukan tindakan. Jadi angkot mempunyai muara, karena selama ini mentok dan menumpuk di Pasar Inpres,” katanya. Adapun rute dari uji coba trayek baru dimulai dari Terminal Simpang Periuk, belok kanan arah simpang RCA, lalu menuju Jalan Nanas,Kelurahan Megang.

Selanjutnya, angkot masuk Terminal Satelit tanpa berhenti,diteruskan ke Jalan Kalimantan, keluar ke Jalan Yos Sudarso, kemudian kembali ke Terminal Simpang Periuk. Di tempat terpisah, sopir angkot Megang, Marwan, merasa terganggu jika pemkot benar-benar memberlakukan trayek tersebut.

Rute yang biasa mereka lalui selama ini saja, kata dia, jumlah penumpangnya sudah menurun, apalagi harus melalui rute baru. “Trayek yang sekarang saja penumpang sudah sedikit, apalagi menggunakan trayek baru. Belum lagi angkot dari Taba ingin diarahkan ke Terminal Satelit, bisa-bisa tidak makan anak dan istri di rumah” tuturnya.

Idealnya, lanjut Marwan, pemkot tidak perlu mengubah rute angkot yang ada hanya untuk meningkatkan jumlah pembeli di PBS. Sebab, lambat laun pembeli pun akan datang berbondongbondong jika pemindahan pedagang dilakukan secara merata.

“Untuk apa rute diubah kalau alasannya hanya untuk meramaikan PBS.Lebih baik menata ulang teknis pemindahan PKL yang ada saat ini,”ujarnya. Hampir senada disampaikan Endang, sopir angkot jurusan Kalimantan–Simpang Priuk.

Menurut dia, jumlah penumpangnya saat ini mengalami penurunan hingga 20%. Jika sebelumnya dia dapat membawa uang sekitar Rp20.000– 30.000 per hari, kini hanya Rp10.000 per hari. “Ya mau bagaimana lagi, uang setoran harus dibayar, belum lagi harga bensin sudah naik,” katanya. (ade satia pratama/SINDO)

Agustus 05, 2008

Kota Lubuklinggau

Kota Lubuklinggau atau sering pula dituliskan Lubuk Linggau, adalah salah satu kota (daerah tingkat II) di Provinsi Sumatra Selatan. Status "kota" untuk Lubuklinggau diberikan melalui UU No. 7 Tahun 2001, dan diresmikan pada 17 Agustus 2001.

Batas wilayah

sumber: wikipedia.org

Powered By Blogger